Untuk info dan pemesanan
Marmer adalah batu alam yang terbentuk dari proses metamorfosis batu kapur selama ribuan tahun di bawah tekanan dan suhu tinggi. Hasilnya adalah material yang keras, berkilau, dan memiliki pola urat (vein) yang unik pada setiap slab. Tidak ada dua marmer yang benar-benar sama, sehingga membuatnya sangat istimewa untuk digunakan sebagai material interior maupun eksterior.
Di dunia arsitektur dan desain, marmer dikenal sebagai simbol kemewahan, keanggunan, dan prestise. Tak heran jika marmer sering dipilih untuk rumah pribadi, hotel, perkantoran, hingga pusat perbelanjaan mewah.
Nilai komersial marmer sebagian besar ditentukan oleh warna latar belakang, intensitas urat, dan kelangkaannya. Tiga jenis marmer dari Italia mendominasi pasar premium, sementara varian warna lainnya menawarkan estetika yang berbeda:
Marmer putih adalah yang paling ikonik dan dicari, dengan perbedaan harga dan kualitas berdasarkan tingkat keputihan dan pola uratnya:
Carrara:
Jenis yang paling umum dan terjangkau di antara marmer putih Italia. Memiliki latar belakang putih keabu-abuan dengan urat yang halus, lembut, dan berlari lurus berwarna abu-abu. Ideal untuk proyek besar yang membutuhkan tampilan klasik yang konsisten.
Calacatta:
Dianggap lebih eksklusif. Memiliki latar belakang putih murni yang lebih terang dibandingkan Carrara, dengan urat tebal, dramatis, dan lebih sedikit yang sering kali berwarna abu-abu tua atau bahkan keemasan.
Statuario:
Varian yang paling langka dan termahal. Memiliki latar belakang putih paling cemerlang dengan urat abu-abu yang tebal, menonjol, dan sangat artistik, menjadikannya pilihan utama untuk focal point atau bookmatching.
Nero Marquina (Hitam):
Marmer hitam pekat dari Spanyol dengan urat putih tajam yang kontras. Memberikan kesan modern, mewah, dan berani.
Verde Guatemala (Hijau):
Marmer dengan warna hijau tua intens dan urat gelap yang bervariasi. Sering digunakan untuk menciptakan sentuhan natural dan eksotis.
Crema Marfil (Krem/Beige):
Marmer berwarna krem atau beige lembut dari Spanyol. Pilihan klasik untuk lantai dan dinding karena memberikan suasana hangat, cerah, dan netral.
Dalam memilih marmer, semakin putih latarnya dan semakin dramatis uratnya (seperti Calacatta dan Statuario), maka semakin tinggi pula nilai dan harganya.
Marmer adalah batu alam yang terkenal akan keindahannya, namun penting untuk memahami sifatnya yang lunak relatif terhadap batu lain.
Stabilitas Termal:
Marmer tahan panas dengan sangat baik. Ini menjadikannya pilihan ideal untuk perapian atau area di sekitar kompor yang tidak terlalu sering terkena tumpahan asam.
Keindahan Abadi:
Jika dirawat dengan benar, kilau dan pola marmer tetap indah selama puluhan tahun tanpa lekang oleh waktu, menjadikannya investasi jangka panjang yang meningkatkan nilai properti.
Kekuatan Tekan:
Marmer memiliki kekuatan yang memadai sebagai material konstruksi (lantai, dinding) dan tidak mudah retak akibat beban statis.
Kerentanan terhadap Etsa (Etching):
Ini adalah kelemahan terbesar marmer. Karena tersusun dari kalsium karbonat, marmer bereaksi keras terhadap asam (cuka, lemon, wine, soda). Kontak dengan zat asam akan melarutkan permukaan batu, meninggalkan noda kusam seperti jejak air yang buram, meskipun tidak merusak struktur.
Porositas dan Noda:
Marmer lebih pori-pori dibandingkan granit atau kuarsit. Ini berarti marmer dapat menyerap cairan (minyak, kopi, atau cairan berwarna gelap) dan meninggalkan noda permanen jika tidak dibersihkan dengan cepat.
Kekerasan yang Rendah:
Marmer memiliki kekerasan yang relatif rendah pada skala Mohs. Permukaannya rentan terhadap goresan jika terkena benda tajam atau berat, terutama jika digunakan sebagai meja dapur atau area dengan lalu lintas tinggi.
Marmer dihargai karena keindahan, kemewahan, dan kemampuannya memberikan kesan abadi, menjadikannya material pilihan untuk berbagai aplikasi interior premium:
Marmer adalah pilihan utama untuk melapisi lantai dan dinding di area formal seperti lobi, aula, ruang tamu, atau kamar mandi utama. Penggunaan pada dinding (terutama dengan teknik bookmatching) sering dilakukan untuk menciptakan focal point yang dramatis dan menonjolkan urat alami batu.
Marmer sangat populer untuk meja vanity, dinding shower, dan bak mandi. Kilau alaminya menambah kesan bersih dan mewah. Penting untuk diperhatikan bahwa marmer harus disegel secara rutin di area basah untuk mengurangi penyerapan air dan mencegah noda.
Meskipun rentan terhadap etsa, marmer banyak digunakan untuk meja samping, meja kopi, dan puncak bar (bar top) karena nilai estetika yang tinggi. Untuk meja dapur (kitchen countertop), marmer masih digunakan, tetapi disarankan bagi pengguna yang siap dengan perawatan ketat dan tidak khawatir dengan potensi noda asam, atau di area dapur yang jarang digunakan untuk memasak berat.
Marmer sering digunakan dalam elemen dekoratif, seperti bingkai perapian (fireplace surrounds), kolom, pelapis tangga, dan elemen pahatan (patung atau vas) karena relatif mudah diukir dibandingkan granit.
Kesimpulannya, marmer paling direkomendasikan untuk aplikasi vertikal (dinding) dan area lalu lintas rendah di mana keindahannya dapat dinikmati dengan minim risiko kerusakan akibat asam dan goresan.
Merawat marmer sangat penting untuk menjaga kilau alaminya dan mencegah kerusakan permanen. Perawatan berfokus pada perlindungan permukaan dari zat asam dan noda.
Ini adalah langkah perlindungan terpenting. Marmer bersifat pori-pori, sehingga mudah menyerap cairan dan minyak.
Tujuan:
Menerapkan sealer (penyegel) pada permukaan marmer untuk menciptakan lapisan pelindung yang menahan penyerapan cairan, memberikan waktu lebih banyak bagi Anda untuk membersihkan tumpahan sebelum meresap menjadi noda.
Frekuensi:
Sebagian besar marmer harus disegel ulang setiap 6 bulan hingga 1 tahun, tergantung pada jenis sealer yang digunakan dan seberapa sering area tersebut digunakan (misalnya, meja dapur harus lebih sering disegel daripada dinding).
Tindakan segera adalah kunci utama dalam merawat marmer.
Pembersihan Tumpahan Asam:
Jika terjadi tumpahan zat asam (seperti jus jeruk, cuka, atau wine), segera bersihkan dengan kain lembut. Jangan menggosok, tetapi seka (blot) untuk menyerap cairan. Tumpahan asam yang lama akan menyebabkan etsa (etching) atau noda kusam permanen.
Pembersihan Rutin:
Gunakan pembersih khusus batu alam dengan pH netral. Hindari pembersih rumah tangga yang bersifat asam atau mengandung zat abrasif, amonia, atau pemutih, karena ini akan merusak marmer.
Alas Pelindung:
Selalu gunakan tatakan gelas (coaster), alas piring (placemat), dan alas panci (trivet) untuk melindungi marmer dari panas dan goresan.
Jika marmer sudah terlanjur rusak, ada langkah perbaikan profesional.
Menghilangkan Etsa:
Noda etsa yang ringan dapat dihilangkan dengan bubuk poles marmer khusus yang diformulasikan untuk mengembalikan kilap di area yang rusak. Untuk kerusakan etsa yang parah, pemolesan ulang (repolishing) oleh profesional mungkin diperlukan.
Noda Bandel:
Noda minyak atau tinta yang meresap memerlukan penggunaan tapal (poultice) yaitu pasta penyerap yang dirancang untuk menarik noda keluar dari batu.
Dengan penyegelan rutin dan pembersihan cepat, marmer akan mempertahankan keindahan elegannya selama bertahun-tahun.